Kamis, 26 September 2013

Psikologi Management Mempengaruhi orang lain dan komunikasi

NAMA : DHENY TIYAN IRAWAN
KELAS : 3PA09
NPM : 18511078

Psikologi Management

Mempengaruhi perilaku
A . Definisi Perilaku
# WIRYANTO
Pengaruh merupakan tokoh formal mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi

# M. SUYANTO (AMIKOM YOGYAKARTA)
Pengaruh merupakan nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu

# UWE BECKER
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang - berbeda dengan kekuasaan - tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan
(involed is formatif vermogen dat - in tegens telling tot macht - niet direct verbonden is met strijd en de doorzetting van belangen

# NORMAN BARRY
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya
(influence is a type of power in that a person who is influenced to act in a certain way may be said to be caused so to act, even though an overt threat of santions will not be the motivating force)

# ROBERT DAHL
A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan

# SOSIOLOGI PEDESAAN
Pengaruh merupakan kekuasaan yang mengakibatkan perubahan perilaku orang lain atau kelompok lain

# BERTRAM JOHANNES OTTO SCHRIEKE
Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur kepastiannya

# ALBERT R. ROBERTS & GILBERT
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan

# JON MILLER
Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia


B. Kunci – kunci perubahan perilaku
Menurut Green faktor perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu :
  1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi.
  2. Faktor pemungkin (enabling factors), yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya.
  3. Faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.
C. Bagaimana Mempengaruhi Orang Lain
  1.  Setiap orang lebih menyukai pujian daripada cercaan
Ini mudah dipahami. Tak ada orang yang senang dicela atau dicerca. Apalagi jika cercaan itu dilakukan di hadapan orang banyak. Orang akan tersinggung dan sakit hati jika dicerca.
Sebaliknya, orang senang dipuji. Mereka akan menghargai orang yang memuji mereka. Apalagi jika mereka tahu bahwa pujian yang dilakukan itu dilakukan dengan tulus. Tanpa ada ‘udang dibalik batu’. Tanpa ada maksud apapun, kecuali hanya ingin memuji.
Pujian membuat orang merasa dekat dan akrab dengan orang yang memujinya. Juga membuat orang membuka diri, sehingga mereka siap untuk menerima masukan dari orang yang memujinya. Pujian merupakan ‘pintu gerbang’ yang efektif sebelum Anda mempengaruhi orang lain. Pujian ‘membungkus dengan rapi’ pengaruh yang akan Anda berikan kepada orang lain, sehingga orang tak merasa dipengaruhi secara paksa. Orang tak mau dipaksa untuk dipengaruhi. Itulah sebabnya, iklan-iklan penuh dengan kata-kata pujian kepada calon konsumen. Hal ini agar orang tertarik memberi produk yang diiklankan tanpa merasa dipengaruhi secara paksa.
  1. Setiap orang lebih senang dengan mereka yang empati
Setiap orang ingin dipahami perasaanny. Tak ada orang yang ingin diacuhkan perasaannya. Perasaan dianggap oleh setiap orang sebagai bagian dari harga dirinya yang paling penting. Orang mungkin tidak akan tersinggung jika pikiran atau fisiknya diganggu, tapi jika perasaannya diganggu, ia akan tersinggung.
Ironisnya, perasaan merupakan bagian dari dimensi manusia yang paling peka dan labil. Perasaan mudah tersinggung, walau mungkin tak diperlihatkan secara kasat mata oleh orang yang mengalaminya.
Jika Anda bersikap empati berarti Anda memahami perasaan orang lain. Anda menghormati orang lain. Anda seakan-akan berkata kepada orang lain, “Saya menghargai perasaan Anda. Saya tak akan menyinggung perasaan Anda. Perasaan saya sama dengan Anda”. Hal ini akan membuat orang senang dan simpati kepada Anda. Sebab Anda menghormati bagian dari harga dirinya yang paling penting dan paling dijunjung tinggi olehnya, yaitu perasaan.
Sikap empati akan membuat orang merasa ‘satu nasib’ dengan Anda. Kesamaan ini membuat ia lebih terbuka untuk dipengaruhi oleh Anda. Sebab ia merasa mendapat masukan dari orang yang memiliki banyak kesamaan dengan dirinya. Perasaan memiliki banyak kesamaan membuat Anda lebih mudah mempengaruhi orang lain daripada jika orang lain merasa memiliki banyak perbedaan dengan Anda.
  1. Setiap orang lebih senang dengan mereka yang antusias
Antusias berarti jiwa yang hidup. Jiwa yang selalu bersemangat dan yakin dengan tindakannya. Orang akan lebih mudah dipengaruhi oleh mereka yang antusias daripada mereka yang tidak antusias. Karena itulah, para pemimpin yang sukses biasanya adalah orang-orang yang antusias. Mereka tak ragu dengan keputusannya dan yakin dengan tindakannya, sehingga orang lain terpengaruh dan mengikutinya dengan sukarela. Anda tentu tak akan mau mengikuti seseorang yang ia sendiri ragu terhadap apa yang diperbuatnya, bukan? Anda akan lebih suka mengikuti mereka yang antusias. Mereka yang yakin dengan keputusannya dan bersemangat untuk mewujudkannya.
Untuk mempengaruhi orang lain, Anda perlu terlihat sebagai orang yang antusias. Orang yang yakin dengan pendapatnya dan tak ragu dengan ucapannya. Orang yang mantap dan percaya diri dengan perbuatannya. Tidak terlihat bingung atau cemas ketika berkata atau berbuat. Di wajahnya terpancar optimisme menghadapi masa depan. Ia yakin bahwa hidup berpihak kepadanya.
  1. Setiap orang lebih suka dengan mereka yang dapat menjadi teladan
Keteladanan membutuhkan kedisiplinan. Disiplin untuk selalu berkata sesuai apa yang diperbuat. Orang akan terpesona dengan mereka yang dapat memberikan keteladanan. Yaitu, orang yang memberikan contoh terlebih dahulu dan berkata sesuai dengan apa yang diperbuatnya.
Sebaliknya, orang akan merasa tidak simpati dengan mereka yang ‘lain kata lain perbuatan’. Apalagi jika perkataan tersebut berupa janji yang tidak ditepati. Orang tidak akan senang dengan mereka yang suka mengumbar kata-kata manis tanpa bukti bahwa ia sendiri merupakan contoh dari apa yang dikatakannya. Kata-kata manis mungkin dapat merebut hati orang. Tapi hal itu hanya berlaku sekejap. Setelah itu, orang akan kecewa dan tidak percaya lagi dengan perkataannya.
Hanya keteladanan yang dapat merebut hati orang. Keteladanan menimbulkan kepercayaan. Membuat orang terpengaruh dalam jangka panjang. Pepatah mengatakan, “Keteladanan memberikan ketaatan, kemunafikan memberikan perlawanan”.
  1. Setiap orang menghitung imbalan (manfaat) dari apa yang dilakukannya
Diakui atau tidak, setiap orang mengharapkan imbalan dari apa yang dikerjakannya. Ketika Anda bekerja, Anda mengharapkan imbalan berupa gaji. Ketika Anda membentuk rumah tangga, Anda mengharapkan manfaat berupa keluarga yang membahagiakan Anda. Bahkan ketika Anda beribadah kepada Tuhan, Anda mengharapkan imbalan berupa pahala (ridho Tuhan) atau ketenangan batin.
Anda dapat mempengaruhi orang lain jika Anda dapat menunjukan kepadanya apa manfaat atau imbalan yang akan diperolehnya jika ia menuruti Anda. Tidak peduli apakah Anda atau bukan Anda yang memberikan imbalan tersebut. Semakin besar dan konkrit imbalan atau manfaat yag dapat Anda tunjukkan pada orang lain semakin mudah Anda mempengaruhinya. Sebaliknya, semakin Anda tak mampu memberikan imbalan atau menunjukkan manfaat yang besar dan konkrit kepada orang lain, maka semakin sulit Anda mempengaruhinya. Besarnya pengaruh Anda sejalan dengan besarnya kemampuan Anda memberikan imbalan atau menunjukkan manfaat kepada orang yang Anda ingin pengaruhi.
  1. Setiap orang tidak suka merasa dipengaruhi (jangan menggurui)
Walau setiap orang tak lepas dari pengaruh orang lain, namun mereka tak mau terlihat dipengaruhi secara paksa. Mereka hanya ingin dipengaruhi secara halus, sampai mereka sendiri tak sadar telah dipengaruhi!
Karena itu, jangan menggurui orang lain ketika Anda ingin mempengaruhi orang lain. Hal itu akan membuatb mereka merasa dipengaruhi secara paksa. Orang tak mau dipaksa. Sebab paksaan membuat orang merasa diganggu harga dirinya. Sebaliknya, orang merasa senang jika dibujuk dan dirayu (walau mereka tidak mengakuinya!). sebab bujukan dan rayuan membuat orang merasa dihargai dan dianggap penting.
Lagipula, menggurui orang lain membuat orang merasa harus berubah secara drastis. Hal itu tentu tidak menyenangkan baginya. Ia merasa harus merubah kebiasaan lamanya yang nyaman kepada hal-hal baru yang belum tentu nyaman baginya. Sedang, bujukan dan rayuan membuat orang merasa berubah secara nyaman. Bujukan dan rayuan memberi ‘ruang’ baginya untuk mencerna dan menumbuhkan kesadaran sendiri untuk berubah. Orang akan lebih senang berubah jika ia merasa perubahan itu akibat kesadaran dirinya sendiri, bukan karena dipengaruhi orang lain. Orang tak mau merasa dipengaruhi orang lain, karena hal itu dianggap sebagai gangguan terhadap kehormatan harga dirinya.
Prinsip-prinsip mempengaruhi orang lain yang mudah dan sederhana tersebut sebenarnya berasal dari satu paradigma yang sama, yakni ORANG PADA DASARNYA MERASA DIRINYA PENTING, BAHKAN MERASA DIRINYA LEBIH PENTING DARI ANDA SENDIRI!

KOMUNIKASI
A . Definisi komunikasi
Definisi Komunikasi - Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai komunikasi manusia yaitu:
Human communication is the process through which individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to and ahacreate messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Definisi KomunikasiUntuk memahami definisi komunikasi tersebut sehingga dapat dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
Komunikator (siapa yang mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui saluran/ channel/media apa?)
Komunikan (kepada siapa?)
Efek (dengan dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu

B . Dimensi Komunikasi
Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan

Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu berita atau artikel dalam surat kabar, misalnya, hanya bukan bergantung pada isinya, namun juga pada siapa, penulisnya, tata letak (lay out)-nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan, dan sebagainya.

Sumber :

http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/03/perilaku-kesehatan.html