NAMA : DHENY TIYAN IRAWAN
KELAS : 3PA09
NPM : 18511078
MENGENDALIKAN
FUNGSI MANAGEMENT
A. Definisi Pengendalian ( controlling)
Pengendalian merupakan salah satu bagian dari manajemen.
Pengendalian dilakukan dengan tujuan supaya apa yang telah direncanakan dapat
dilaksanakan dengan baik sehingga dapat mencapai target maupun tujuan yang
ingin dicapai. Pengendalian memang merupakan salah satu tugas dari manager.
Satu hal yang harus dipahami, bahwa pengendalian dan pengawasan adalah berbeda
karena pengawasan merupakan bagian dari pengendalian. Bila pengendalian
dilakkan dengan disertai pelurusan (tindakan korektif), maka pengawasan adalah
pemeriksaan di lapangan yang dilakukan pada periode tertentu secara berulang
kali.
B. Langkah - langkah dalam Pengendalian
Mockler (1984) membagi pengawasan dalam 4 langkah yaitu :
1. Menetapkan standar dan Metode Mengukur Prestasi Kerja Standar
yang dimaksud adalah criteria yang sederhana untuk prestasi kerja, yakni
titik-titik yang terpilih didalam seluruh program perencanaan untuk mengukur
prestasi kerja tersebut guna memberikan tanda kepada manajer tentang
perkembangan yang terjadi dalam perusahaan itu tanpa perlu mengawasi setiap
langkah untuk proses pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
2. Melakukan Pengukuran Prestasi Kerja Pengukuran
prestasi kerja idealnya dilaksanakan atas dasar pandangan kedepan, sehingga
penyimpangan-pennyimpangan yang mungkin terjadi ari standar dapat diketahui
lebih dahulu.
3. Menetapkan Apakah Prestasi Kerja Sesuai dengan Standar Yaitu
dengan membandingkan hasil pengukuran dengan target atau standar yang telah
ditetapkan. Bila prestasi sesuai dengan standar manajer akan menilai bahwa
segala sesuatunya beada dalam kendali.
4. Mengambil Tindakan Korektif Proses pengawasan tidak
lengkap bila tidak diambil tindakan untuk membetulkan penyimpangan yang
terjadi. Apabila prestasi kerja diukur dalam standar, maka pembetulan
penyimpangan yang terjadi dapat dipercepat, karena manajer sudah mengetahui
dengan tepat, terhadap bagian mana dari pelaksanaan tugas oleh individu atau
kelompok kerja, tindakan koreksi itu harus dikenakan.
C. Tipe – tipe dalam Pengendalian
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap
ini pengendalian manajemen
terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk
program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam
tahap ini pengendalian manajemen
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa
anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian
manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang
telah ditetapkan.
D. Proses Control Management
Langkah-langkah proses pengendalian :
1. Menentukan standar-standar yang akan
digunakan sebagai dasar pengendalian.
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang
telah dicapai.
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil
dengan standard an menentukan penyimpangan jika ada.
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika
terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana
MOTIVASI
1. Definisi
Pengertian Motivasi
Menurut para Ahli Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan
seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau
rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri
seseorang. Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al.
(2000), motivasi didefenisikan sebagai kondisi internal yang
membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu,
dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno
(2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal
dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat;
dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.
Motivasi adalah sesuatu apa yang membuat seseorang bertindak (Sargent, dikutip
oleh Howard, 1999) menyatakan bahwa motivasi merupakan dampak dari interaksi
seseorang dengan situasi yang dihadapinya (Siagian, 2004).
2. Teori
– teori Motivasi
a. Drive
Reinforcement
Pengertian Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi,
perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri
seseorang atau binatang. Contohnya., Freud ( 1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya
tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif,
atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab
kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut :
ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk
mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi
intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang
memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan
memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
1. Suatu keadaan yang
mendorong
2. Perilaku yang
mengarah ke tujuan yang diilhami oleh keadaan terdorong
3. Pencapaian tujuan
yang memadai
4. Pengurangan dan
kepusaan subjektif dan kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai . Setelah
keadaan itu, keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke
arah tujuan yang sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan
seringkali disebut lingkaran korelasi. Teori-teori Drive berbeda dalam sumber
dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Be berapa
teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir,
atau instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan
suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz,
dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive yang lain telah
mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya,
dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian
dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang
berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman
keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan
untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam
realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi
atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu
dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar
motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Teori Pengukuhan
(Reinforcement Theory) Teori ini mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang
berhubungan dengan perolehan jawaban –jawaban yang benar dan aturan pokok lain
yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuran
dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan )
atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang
didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau
tindakannya dengan sebab akibat. Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan
De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga
kerja., yaitu dengan:
1. Menentukan apa
jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan
dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan
dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima.Tenaga kerja jika jawaban
yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran
hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5. Memberikan ganjaran
kepada jawaban yang diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya
b. Teori
Harapan
Teori ini diciptakan
oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai
perilaku dalam organisasi, yaitu:
1. Perilaku
ditentukan oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang
dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
2. Perilaku
orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata
lain perilaku seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah
diperhitungkanoleh orang tersebut.
3. Orang
mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.
4. Orang
memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan
memperoleh hasil dari sebuah perilaku. Atas dasar asumsi tersebut, Nadler dan
Lawler menyusun model harapan yang terdiri dari 3 komponen, yaitu
1. NILAI
(Valence)
Setiap bentuk insentif
punya nilai positif atau negatif bagi seseorang. Juga apakah nilai itu besar
atau kecil bagi seseorang. Contoh : Seorang karyawan mendapatkan suatu
penghargaan dari perusahaan dengan diberikan plakat, karena bakti kepada
perusahaan selama sekian tahun. Tetapi, dampak negatifnya dapat membuat
kecemburuan social terhadap karyawan lain. plakat hanya berupa sebuah pajangan
yang mempunyai nilai kecil hanya untuk kepuasaan pribadi tidak bias
dikomersilkan.
2. INSTRUMENTALITAS
Adanya hubungan antara
pekerjaan yang harus dilakukan dengan harapan yang dimiliki. Jadi jika
pekerjaan dilihat bisa merupakan alat untuk mendapatkan apa yang diharapkan
timbullah motivasi kerja.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.
Contoh : seseorang mengikuti sebuah lembaga multi level marketing (MLM) dengan mengharapkan keuntungan yang berlimpah, karena bila mengandalkan insentif dari perusahaan tidak cukup memadai sebab bisnis MLM ini cukup menjanjikan.
3. PENGHARAPAN
Persepsi tentang
besarnya kemungkinan keberhasilan mencapai tujuan/hasil kerja. Contoh: seorang
karyawan mendapatkan insentif lebih bila melakukan kerja lembur. Harapan
kinerja-hasil. Orang mengharapkan sesuatu dari perilakunya. Harapan ini Hasil
dari sebuah perilaku mempunyai kekuatan untuk menggerakkan motivasi. Dampak
daya motivasi untuk setiap orang tidak sama. Harapan upaya-kinerja. Antisipasi
tentang sulitnya mencapai suatu hasil mempengaruhi orang untuk memilih
alternatif perilaku.
Teori Harapan menurut
Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk
bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu
pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan
pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut. Teori
pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat
upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian
kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran
organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu
akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
c. Tujuan
Salah satu tujuan yang
ingin dicapai seseorang yaitu berprestasi. Untuk mencapai suatu prestasi maka
seseorang harus mencapai tujuan sesuai Visi dan Misi yang sudah ditentukan
sebelumnya. Berprestasi adalah idaman setiap individu, baik itu prestasi dalam
bidang pekerjaan, pendidikan, sosial, seni, politik, budaya dan lain-lain.
Dengan adanya prestasi yang pernah diraih oleh seseorang akan menumbuhkan suatu
semangat baru untuk menjalani aktifitas. Pengertian prestasi menurut Murray
(dalam Winardi, 2004) Melaksanakan tugas atau pekerjaan yang sulit.
Menguasai, memanipulasi atau mengorganisasi objek-objek fiskal, manusia atau
ide-ide untuk melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan seindependen
mungkin sesuai kondisi yang berlaku. Mencapai perporman puncak untuk diri
sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan
diri melalui penerapan bakat secara berhasil.Pengertian kebutuhan untuk
berprestasi menurut McClelland (dalam Alex Sabur, 2003:285) adalah suatu daya
dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih
cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan
sebelumnya. Ini disebabkan oleh virus mental. Dari pendapat tersebut
Alex Sabur mengartikan bahwa dalam psikis manusia, ada daya yang mampu
mendorongnya ke arah suatu kegiatan yang hebat sehingga dengan daya tersebut,
ia dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat. Daya pendorong tersebut
dinamakan virus mental, karena apabila berjangkit di dalam jiwa manusia, daya
tersebut akan berkembang biak dengan cepat. Dengan kata lain, daya tersebut
akan meluas dan menimbulkan dampak dalam kehidupan.
d. Hirearki
kebutuhan maslow
Abraham Maslow,
mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia
menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan
dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan
Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif
psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar
terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian
sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan yang
penting.
• Kebutuhan fisiologis
(rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman
(merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan
rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
• Kebutuhan akan
penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan mendapatkan dukungan serta
pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi
diri (kebutuhan kognitif: mengetahui, memahami, dan menjelajahi; kebutuhan
estetik: keserasian, keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:
mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa
aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan
seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan.
Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan
intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya
seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya
masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Psikologi
Management
Mempengaruhi perilaku
A . Definisi Perilaku
# WIRYANTO
Pengaruh merupakan tokoh formal
mauoun informal di dalam masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan,
inovatif, kompeten, dan aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi
# M. SUYANTO (AMIKOM
YOGYAKARTA)
Pengaruh merupakan nilai
kualitas suatu iklan melalui media tertentu
# UWE BECKER
Pengaruh adalah kemampuan yang
terus berkembang yang - berbeda dengan kekuasaan - tidak begitu terkait dengan
usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan
(involed is formatif vermogen
dat - in tegens telling tot macht - niet direct verbonden is met strijd en de
doorzetting van belangen
# NORMAN BARRY
Pengaruh adalah suatu tipe
kekuasaan yang jika seorang yang dipengaruhi agar bertindak dengan cara
tertentu, dapat dikatakan terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman
sanksi yang terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya
B. Kunci – kunci
perubahan perilaku
Menurut Green faktor
perilaku dibentuk oleh tiga faktor utama yaitu :
Faktor predisposisi (predisposing
factors), yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi.
Faktor pemungkin (enabling
factors), yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan antara lain umur, status sosial ekonomi,
pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya.
Faktor pendorong atau
penguat (reinforcing factors), faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh dari para
tokoh masyarakat yang menjadi panutan.
C. Bagaimana
Mempengaruhi Orang Lain
Setiap orang
lebih menyukai pujian daripada cercaan
Ini mudah dipahami. Tak
ada orang yang senang dicela atau dicerca. Apalagi jika cercaan itu dilakukan
di hadapan orang banyak. Orang akan tersinggung dan sakit hati jika dicerca.
Sebaliknya, orang
senang dipuji. Mereka akan menghargai orang yang memuji mereka. Apalagi jika
mereka tahu bahwa pujian yang dilakukan itu dilakukan dengan tulus. Tanpa ada
‘udang dibalik batu’. Tanpa ada maksud apapun, kecuali hanya ingin memuji.
Pujian membuat orang
merasa dekat dan akrab dengan orang yang memujinya. Juga membuat orang membuka
diri, sehingga mereka siap untuk menerima masukan dari orang yang memujinya.
Pujian merupakan ‘pintu gerbang’ yang efektif sebelum Anda mempengaruhi orang
lain. Pujian ‘membungkus dengan rapi’ pengaruh yang akan Anda berikan kepada
orang lain, sehingga orang tak merasa dipengaruhi secara paksa. Orang tak mau
dipaksa untuk dipengaruhi. Itulah sebabnya, iklan-iklan penuh dengan kata-kata
pujian kepada calon konsumen. Hal ini agar orang tertarik memberi produk yang
diiklankan tanpa merasa dipengaruhi secara paksa.
Setiap orang lebih
senang dengan mereka yang empati
Setiap orang ingin
dipahami perasaanny. Tak ada orang yang ingin diacuhkan perasaannya. Perasaan
dianggap oleh setiap orang sebagai bagian dari harga dirinya yang paling
penting. Orang mungkin tidak akan tersinggung jika pikiran atau fisiknya
diganggu, tapi jika perasaannya diganggu, ia akan tersinggung.
Ironisnya, perasaan
merupakan bagian dari dimensi manusia yang paling peka dan labil. Perasaan
mudah tersinggung, walau mungkin tak diperlihatkan secara kasat mata oleh orang
yang mengalaminya.
Jika Anda bersikap
empati berarti Anda memahami perasaan orang lain. Anda menghormati orang lain.
Anda seakan-akan berkata kepada orang lain, “Saya menghargai perasaan Anda.
Saya tak akan menyinggung perasaan Anda. Perasaan saya sama dengan Anda”. Hal
ini akan membuat orang senang dan simpati kepada Anda. Sebab Anda menghormati
bagian dari harga dirinya yang paling penting dan paling dijunjung tinggi
olehnya, yaitu perasaan.
Sikap empati akan membuat
orang merasa ‘satu nasib’ dengan Anda. Kesamaan ini membuat ia lebih terbuka
untuk dipengaruhi oleh Anda. Sebab ia merasa mendapat masukan dari orang yang
memiliki banyak kesamaan dengan dirinya. Perasaan memiliki banyak kesamaan
membuat Anda lebih mudah mempengaruhi orang lain daripada jika orang lain
merasa memiliki banyak perbedaan dengan Anda.
Setiap orang lebih
senang dengan mereka yang antusias
Antusias berarti jiwa
yang hidup. Jiwa yang selalu bersemangat dan yakin dengan tindakannya. Orang
akan lebih mudah dipengaruhi oleh mereka yang antusias daripada mereka yang
tidak antusias. Karena itulah, para pemimpin yang sukses biasanya adalah
orang-orang yang antusias. Mereka tak ragu dengan keputusannya dan yakin dengan
tindakannya, sehingga orang lain terpengaruh dan mengikutinya dengan sukarela.
Anda tentu tak akan mau mengikuti seseorang yang ia sendiri ragu terhadap apa
yang diperbuatnya, bukan? Anda akan lebih suka mengikuti mereka yang antusias.
Mereka yang yakin dengan keputusannya dan bersemangat untuk mewujudkannya.
Untuk mempengaruhi
orang lain, Anda perlu terlihat sebagai orang yang antusias. Orang yang yakin
dengan pendapatnya dan tak ragu dengan ucapannya. Orang yang mantap dan percaya
diri dengan perbuatannya. Tidak terlihat bingung atau cemas ketika berkata atau
berbuat. Di wajahnya terpancar optimisme menghadapi masa depan. Ia yakin bahwa
hidup berpihak kepadanya.
Setiap orang lebih suka
dengan mereka yang dapat menjadi teladan
Keteladanan membutuhkan
kedisiplinan. Disiplin untuk selalu berkata sesuai apa yang diperbuat. Orang
akan terpesona dengan mereka yang dapat memberikan keteladanan. Yaitu, orang
yang memberikan contoh terlebih dahulu dan berkata sesuai dengan apa yang
diperbuatnya.
Sebaliknya, orang akan
merasa tidak simpati dengan mereka yang ‘lain kata lain perbuatan’. Apalagi
jika perkataan tersebut berupa janji yang tidak ditepati. Orang tidak akan
senang dengan mereka yang suka mengumbar kata-kata manis tanpa bukti bahwa ia
sendiri merupakan contoh dari apa yang dikatakannya. Kata-kata manis mungkin
dapat merebut hati orang. Tapi hal itu hanya berlaku sekejap. Setelah itu,
orang akan kecewa dan tidak percaya lagi dengan perkataannya.
Hanya keteladanan yang
dapat merebut hati orang. Keteladanan menimbulkan kepercayaan. Membuat orang
terpengaruh dalam jangka panjang. Pepatah mengatakan, “Keteladanan memberikan
ketaatan, kemunafikan memberikan perlawanan”.
Setiap orang menghitung
imbalan (manfaat) dari apa yang dilakukannya
Diakui atau tidak,
setiap orang mengharapkan imbalan dari apa yang dikerjakannya. Ketika Anda
bekerja, Anda mengharapkan imbalan berupa gaji. Ketika Anda membentuk rumah
tangga, Anda mengharapkan manfaat berupa keluarga yang membahagiakan Anda.
Bahkan ketika Anda beribadah kepada Tuhan, Anda mengharapkan imbalan berupa
pahala (ridho Tuhan) atau ketenangan batin.
Anda dapat mempengaruhi
orang lain jika Anda dapat menunjukan kepadanya apa manfaat atau imbalan yang
akan diperolehnya jika ia menuruti Anda. Tidak peduli apakah Anda atau bukan
Anda yang memberikan imbalan tersebut. Semakin besar dan konkrit imbalan atau
manfaat yag dapat Anda tunjukkan pada orang lain semakin mudah Anda
mempengaruhinya. Sebaliknya, semakin Anda tak mampu memberikan imbalan atau menunjukkan
manfaat yang besar dan konkrit kepada orang lain, maka semakin sulit Anda
mempengaruhinya. Besarnya pengaruh Anda sejalan dengan besarnya kemampuan Anda
memberikan imbalan atau menunjukkan manfaat kepada orang yang Anda ingin
pengaruhi.
Setiap orang tidak suka
merasa dipengaruhi (jangan menggurui)
Walau setiap orang tak
lepas dari pengaruh orang lain, namun mereka tak mau terlihat dipengaruhi
secara paksa. Mereka hanya ingin dipengaruhi secara halus, sampai mereka
sendiri tak sadar telah dipengaruhi!
Karena itu, jangan
menggurui orang lain ketika Anda ingin mempengaruhi orang lain. Hal itu akan
membuatb mereka merasa dipengaruhi secara paksa. Orang tak mau dipaksa. Sebab
paksaan membuat orang merasa diganggu harga dirinya. Sebaliknya, orang merasa senang
jika dibujuk dan dirayu (walau mereka tidak mengakuinya!). sebab bujukan dan
rayuan membuat orang merasa dihargai dan dianggap penting.
Lagipula, menggurui
orang lain membuat orang merasa harus berubah secara drastis. Hal itu tentu
tidak menyenangkan baginya. Ia merasa harus merubah kebiasaan lamanya yang
nyaman kepada hal-hal baru yang belum tentu nyaman baginya. Sedang, bujukan dan
rayuan membuat orang merasa berubah secara nyaman. Bujukan dan rayuan memberi
‘ruang’ baginya untuk mencerna dan menumbuhkan kesadaran sendiri untuk berubah.
Orang akan lebih senang berubah jika ia merasa perubahan itu akibat kesadaran
dirinya sendiri, bukan karena dipengaruhi orang lain. Orang tak mau merasa
dipengaruhi orang lain, karena hal itu dianggap sebagai gangguan terhadap
kehormatan harga dirinya.
Prinsip-prinsip
mempengaruhi orang lain yang mudah dan sederhana tersebut sebenarnya berasal
dari satu paradigma yang sama, yakni ORANG PADA DASARNYA MERASA DIRINYA
PENTING, BAHKAN MERASA DIRINYA LEBIH PENTING DARI ANDA SENDIRI!
KOMUNIKASI
A . Definisi komunikasi
Definisi Komunikasi -
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),secara
etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin communicatus, dan
perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis ini memiliki makna
‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna. Komunikasi secara terminologis merujuk
pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang
lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.
Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai
komunikasi manusia yaitu:
Human communication is
the process through which individuals –in relationships, group, organizations and
societies—respond to and ahacreate messages to adapt to the environment and one
another. Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat
yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu
sama lain.
Definisi
KomunikasiUntuk memahami definisi komunikasi tersebut sehingga dapat
dilancarkan secara efektif dalam Effendy(1994:10) bahwa para peminat komunikasi
sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam
karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell
mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan
menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect?
Paradigma Lasswell di
atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari
pertanyaan yang diajukan itu,yaitu:
Komunikator (siapa yang
mengatakan?)
Pesan (mengatakan apa?)
Media (melalui saluran/
channel/media apa?)
Komunikan (kepada
siapa?)
Efek (dengan
dampak/efek apa?).
Jadi berdasarkan
paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak
komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran
tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu
B . Dimensi Komunikasi
Komunikasi Punya
Dimensi Isi dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi
secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi
menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan
dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga
mengisyaratkan bagaimana hubungan para komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya
pesan itu ditafsirkan.
Dalam komunikasi massa,
dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada
unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan
pesan tersebut. Pengaruh suatu berita atau artikel dalam surat kabar, misalnya,
hanya bukan bergantung pada isinya, namun juga pada siapa, penulisnya, tata
letak (lay out)-nya, jenis huruf yang digunakan, warna tulisan, dan sebagainya.